Pengasuhan Anak Yatim dalam Al-Qur’an Perspektif Hamka Pada Tafsir Al-Azhar
Abstrak
Problematika yang muncul adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang bagaimana cara mengasuh anak yatim. Kebanyakan masyarakat menyayangi anak yatim pada saat acara tertentu saja. Sedangkan dalam Al-Qur’an, Allah telah memberi petunjuk bagaimana cara untuk mengasuh, memelihara dan menyayangi mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penafsiran ayat-ayat pengasuhan anak yatim perspektif Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, dan bagaimana role model yang bisa diterapkan dalam pengasuhan anak yatim di panti asuhan dari penafsiran Hamka.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian library research. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode maudhu’i.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, penafsiran Hamka tentang ayat-ayat pengasuhan anak yatim dalam Tafsir Al-Azhar yaitu dalam mengasuh anak yatim harus berdasarkan iman kepada Allah. Selanjutnya role model pengasuhan anak yatim yang bisa diterapkan di panti asuhan dari penafsiran Hamka adalah dengan pengasuhan berbasis pembinaan.
Kesimpulannya, dalam mengasuh anak yatim harus berlandaskan dengan iman. Keseluruhan ayat tentang anak yatim berisi perintah berbuat baik kepada kepada anak yatim, larangan berlaku buruk terhadap mereka dan perintah memelihara harta mereka sampai mereka dewasa. Kemudian pihak yang berkewajiban merawat anak yatim lebih diutamakan yang memiliki hubungan kerabat, atau jika tidak mampu maka dapat diserahkan kepada pihak selain kerabat yang mampu mengasuhnya, seperti lembaga sosial atau pemerintah. Role model pengasuhan anak yatim yang dapat diterapkan di panti asuhan adalah pengasuhan berbasis pembinaan.