Fase Tasawuf dalam Lintasan Sejarah
DOI:
https://doi.org/10.62589/iat.v2i02.229Kata Kunci:
Tasawuf, Sufi, TarekatAbstrak
Agama Islam dibangun dengan tiga pilar yang saling menguatkan, yakni pilar Iman, pilar Islam dan pilar Ihsan. Untuk menguatkan pilar iman maka dalam hal ini perangkat ilmu yang harus dipelajari disebut dengan ilmu tauhid yang di dalamnya mencakup enam rukun iman. Untuk menguatkan pilar Islam maka dalam hal ini perangkat ilmu yang harus dipelajari disebut dengan ilmu syariat yang didalamnya mencakup lima rukun islam. Sedangkan untuk menguatkan pilar Ihsan maka perangkat ilmu yang dipelajari disebut dengan ilmu tasawuf. Jika dua pilar yang pertama (iman dan islam) bersifat final yang tertuang dalam enam rukun iman dan lima rukun islam, maka tidak dengan konsep ihsan yang secara teori baginda Nabi Muhammad menjelaskan ihsan dengan “sembahlah Allah seolah-olah engkau bisa melihat-Nya, dan jikalau engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat engkau”. Teori ihsan yang cenderung lebih mengedepankan faktor “rasa” inilah yang kemudian mendapatkan pemaknaan dan respon yang sangat beragam. Oleh karena itulah, seiring dengan perkembangan zaman tasawuf mengalami fase sejarah perjalanan yang berubah dan berkembang dari rasa ke rasa dan dari masa ke masa.